DEFINISI VISI & MISI
Definisi tentang ‘Visi dan
Misi’ satuan pendidikan, bagaimana cara termudah untuk dimemahaminya?. Definisi visi adalah gambaran mental. Memang bisa ditulis, tapi
pertama kali visi itu adalah gambaran mental tentang sesuatu yang akan dicapai
dimasa depan. Jadi, visi itu bisa dianggap panjang sekali.
Misalnya saja bahwa pada tingkat tertinggi karier, ”Saya akan menjadi…” Itu visi, jauh ke depan. tetapi ‘visi’ bisa juga sederhana, seperti gambar sekolah dari teman-teman yang sekarang sedang mengendarai mobil, gambar kantor sekolah mereka dikepala mereka ketika mereka sedang setir mobil, itu juga visi. Karena kalau mereka tahu gambar lain dikepala mereka maka mereka tidak sampai di kantor pagi ini? Nah, itu ‘visi’.
Misalnya saja bahwa pada tingkat tertinggi karier, ”Saya akan menjadi…” Itu visi, jauh ke depan. tetapi ‘visi’ bisa juga sederhana, seperti gambar sekolah dari teman-teman yang sekarang sedang mengendarai mobil, gambar kantor sekolah mereka dikepala mereka ketika mereka sedang setir mobil, itu juga visi. Karena kalau mereka tahu gambar lain dikepala mereka maka mereka tidak sampai di kantor pagi ini? Nah, itu ‘visi’.
Sedangkan ‘Misi’ adalah
alasan mengapa dan apa yang ingin mencapai visi itu. Istilah visi-misi seringkali
malah terbalik–balik, sebenarnya pembedanya yang jelas di mana definisinya sudah
jelas, tapi bagaimana operasionalisasinya?. Ada yang mencampur adukkan, visi mengandung misi. Sebetulnya ‘visi’
itu kata benda, ‘misi’ itu kata kerja. Misalnya saja,”Saya ingin kaya.” Visinya
jelas: ‘kaya’. Ketika ditanya,”Untuk apa Anda kaya?” Jawaban dari pertanyaan ini, itulah
‘misi’. Mau menyejahterahkan keluarga saya, itu misi. Misalnya ada jawaban yang
berbeda untuk pertanyaan tersebut, “Untuk apa Anda kaya ?” Jawabannya,”Saya ingin foya-foya”. Sah
saja. Dari dua contoh sederhana ini berarti: ada orang yang ingin kaya untuk
menyejahterahkan keluarga, ada yang ingin foya-foya. Kalau begitu kualitas atau
nilai dari sebuah visi itu ditentukan oleh misinya, mengapa dia ingin mencapai
itu.
Rata–rata setiap
individu memiliki visi dan misi,
tapi belum terkomunikasikan. Para pemiliknya sudah punya gambaran apa yang mereka
capai tetapi karena tidak dikomunikasikan, jalannya proses pembelajaran
terhadap peserta didik, kepala
sekolah, dan dewan guru
maupun staff sekolah tidak sama.
Karena pimpinan satuan
pendidikan melihat bahwa mereka akan menjadikan satuan pendidikan yang sangat
dihormati di masyarakat, kepala sekolahnya
melihat, hanya mementingkan dirinya sendiri, sementara anak buahnya melihat
bahwa mereka bekerja ini untuk mencari nafkah saja. Nah, itu berarti tidak ada komunikasi yang baik
antara para pemimpin dan anak buahnya mengenai mau ke mana satuan pendidikan
ini dibawa pergi
kemana.
Seberapa penting ‘visi dan
misi’ harus dikomunikasikan? kalau memang para pimpinan satuan pendidikan sudah tahu apakah bawahan
terendah pun perlu tahu tentang visi dan misi dari satuan pendidikan yang dipimpinnya?
Berdasarkan pengalaman dilapangan atau kejadian nyata, bahkan tidak semua pimpinan satuan pendidikan
tahu, karena mengkomunikasikan visi itu
membutuhkan satu kejelasan dari pimpinan. Ke-dua, membedakan bagian mana dari visi-visi itu yang mau
dikomunikasikan mana yang tidak, itu tergolong sulit. Kemudian ketiga, bahwa
visinya itu harus memotivasi. Kalau hanya penting untuk para pemilik tidak
penting untuk karyawan, ya tidak bersama-sama mereka bersemangat pergi kesana. Yang
ke-empat adalah kemampuan sekaligus pengetahuan para pimpinan satuan
pendidikan untuk mengkomunikasikan
dengan baik, yaitu jelas dan menyemangati.
Banyak orang dibidang pendidikan agak sedikit confuse dengan penjelasan antara misi dan visi, kadang-kadang rancu,
mana yang lahir dulu, apakah visi ataukah misi?. Pertanyaan ke-dua, antara visi dan misi, itu
lahirnya apakah sebelum satuan pendidikan itu lahir atau satuan pendidikan itu
lahir dulu, atau berbarengan, atau bagaimana? Yang ke-tiga, di dalam mentukan
kata-kata misi atau visi, apakah ada aturannya membuat slogan atau visi dan
misi itu. Implementasinya harus disebarluaskan misalnya pada ‘high level’ sampai ‘bottom level’.
Berdasarkan penjelasan diatas visi itu kata benda, misi itu kata kerja. Visi itu gambar mental tentang
sesuatu yang akan dicapai dimasa depan. Sedangkan misi itu alasan mengapa ingin
mencapai visi itu. Jadi kalau dilihat dari definisinya, visi lahir lebih dulu.
Pertanyaan “Saya ingin jadi apa ?”, itu muncul lebih dulu, lalu “Untuk apa ?” Tetapi kalau dalam
satu keluarga besar satuan pendidikan
moralnya baik, sejak awal
yang tertanam misi dulu. Jika kepala sekolah selalu menanamkan kasih sayang, penuh
pengertian akan keterbatasan SDM para
Guru, dan staff lalu menyisihkan
sebagian waktunya untuk mereka lain dan mendahulukan kepentingan orang banyak daripada diri sendiri, sejak
awal maka yang terbentuk adalah misi.
Pertanyaannya bukan lagi
sesederhana,”Mau jadi apa?” tetapi “Mengapa saya yang memimpin?” lalu visinya adalah ‘mewujudkan tujuan satuan pendidikan yang
dipimpinnya’, atau ‘menjadi seorang yang berguna bagi seluruh
warga sekolah. Bisa saja visi atau misi itu belum ada
ketika satuan pendidikan akan didirikan. Karena pendirinya, pemiliknya hanya
berpikir untuk kepentingan tertentu. Ternyata keberhasilan itu demikian
hebatnya, maka suatu hari ia akan berkata,”Saya tidak hanya cari uang, tidak
hanya cari makan dengan usaha ini” Lalu dia mulai berpikir tentang misi dan
visi satuan pendidikannya.
Visi dan misi bisa saja
dibuat sebelum satuan pendidikan didirikan, setelah berdiri, dorongan angin,
atau iklim usaha yang berubah sehingga mereka melihat perlunya visi dan misi
lain. Sementara sosialisasi, pemerataan
visi dan misi ini harus total dari atas sampai ke bawah. Jadi bisa berubah visi dan misi pada satuan pendidikan.
Faktor-faktor yang
menyebabkan perubahan-perubahan itu adalah Ketertarikan. Perhatikan saja anak kecil, yang laki-laki
ketika ditanya mau jadi apa, karena orang gagah pertama kali yang dilihatnya
adalah satpam, dia bilang ingin jadi satpam. Ada polisi lebih gagah dia bilang
polisi, setelah lihat iklan, oh mau jadi pilot. Ketertarikan itu selalu ada dan
manusia rentan terhadap hal-hal menarik.
Visi dan misi juga bisa berubah karena tekanan, karena kebutuhan, karena
pengaruh lingkungan. Itu mempengaruhi terbentuknya atau menguatnya visi dan
misi dalam pribadi. Kalau itu terjadi pada pemimpin satuan pendidikan, itu
otomatis mempengaruhi satuan pendidikannya.
Lingkungan juga merupakan
faktor yang bisa mengubah visi dan misi tentang sesuatu. Apakah termasuk juga
sistem pemerintahan suatu negara, misalnya China dengan sistem negara
komunismenya. di China
sebagian besar satuan pendidikan adalah ‘state
own’ atau ‘state operated’,
dimiliki oleh pemerintah dan dilaksanakan oleh pemerintah. Jadi kadang-kadang
sebuah pabrik itu memproduksi terus bukan karena produknya itu dibutuhkan oleh
pasar tapi karena pemerintah membutuhkan lahan untuk memperkerjakan orang. Lha,
kalau mereka nganggur, mereka melihat pemerintah tidak baik sistem manajemennya.
Karena itu mereka diperkerjakan. Makanya
kemudian barang-barang buatan Cina jadi murah sekali. Bukan karena tujuan
bisnis, tetapi lebih pada tujuan politik.
Melihat pergeseran sistem
politik negara, apakah nanti
akan terjadi perubahan drastis pada visi dan misi satuan pendidikan, perubahan
tahun menjadi tahun 2003 dengan
terbitnya Undang-undang Sisdiknas, secara
fisik tidak terasa karena sifatnya yang abstrak tapi suasana hati dari para pimpinan
bidang pendidikan tidak bisa
dianggap enteng. Karena setiap orang merasa ada yang baru dan harus melakukan
sesuatu yang baru.
Apabila lingkungan pendidikan itu sudah begitu berubah maka harus menjadi bagian dari perasaan
itu. Jadi inovasi terus-menerus. Penerapan standart manajemen yang baik, sistem
pengelolaan sistem pendidikan yang baik, suatu syarat untuk masuk kelingkungan pendidikan yang semakin sadar tentang keharusan
berhasil.
Visi dan misi, itu masih bersifat
kualitatif merupakan sesuatu yang
sulit diukur, karena merupakan bentuk angan-angan pertanyaan kemudian timbul yaitu bagaimana merubah sebuah angan-angan tadi,
visi tadi bersama seobyektif-obyektifnya sehingga bisa mengukur keberhasilan yang
hendak dicapai. Apabila ingin memiliki, orang kaya dalam
tempo 5 tahun tapi kaya seperti apa. Sehingga menerjemahkan visi
dan yang bisa diukur
itu sebagaimana hasil
yang hendak dicapai. Memang betul itu masih bersifat kualitatif,
masih angan-angan. Sebetulnya nama sederhananya visi itu, ya angan-angan, orang Jawa bilang angen-angen.
Permasalahannya bagaimana
membuat itu menjadi kenyataan? memang ada steps-nya. Visi yang jauh itu dipecah menjadi tujuan-tujuan
jangka panjang. Kalau tujuan
jangka panjangnya disebutkan. Setelah itu buat tujuan-tujuan jangka menengah,
lima tahun, misalnya. Tidak terlalu panjang.nah, ‘midterm
objektif’ atau tujuan lima tahun ini adalah saya ‘akan punya’, ‘akan jadi’
dan ‘akan bisa’. Tiga, ya, tujuannya ? Punya, jadi dan bisa. Itu akan dicapai
dalam lima tahun. Lima tahun ini dipecah-pecah lagi menjadi tahun-tahun
anggaran. Tahun pertama melaksanakannya disebut anggaran atau budget. Berarti anggaran disusun sebagai
langkah naik menuju visi. Kalau kebetulan menemukan ada satuan pendidikan
yang tidak punya visi tapi punya anggaran, itu lucu. Mau ke mana sebenarnya
anggaran itu dibuat?. Setelah
punya anggaran, maka akan punya rencana kerja selama 12 bulan, 12 bulan itu
dipecah dalam bulanan dan berarti ada 4 minggu, berarti ada 7 hari dalam
seminggu tapi setiap hari itu merupakan langkah untuk menuju visi. Itu sebabnya
visi itu demikian penting bagi satuan pendidikan. Strategi-strategi disusun
sesuai target fungsi, dan sistem. Taktiknya, penerapan per harinya itu misalnya
saja, saya tidak katakan A kepada anak buah, tapi B, itu taktiknya. Kalau itu
diikuti akan menjadi nyawa dari aktivitas setiap hari.
Visi dan misi yang terbentuk disebuah satuan pendidikan,
baik disadari atau tidak disadari pasti secara real terbentuk, karena apapun
yang terjadi baik atau buruk berdasarkan standar yang telah ditetapkan oleh
pemangku jabatan tersebut. Bahasa lain visi adalah harapan yang hendak dicapai
dan misi adalah cara memperoleh hasil yang hendak dicapai. Demikian sekelumit
wacana mengenai suatu visi dan misi yang bisa saya tulis berdasarkan bacaan
konsultasi para audien Mario Teguh Pakar Motivator Indonesia. Kiranya pembaca
budiman bisa mengambil hikmah dan manfaat dalam menilai suatu keadaan yang
terjadi baik pada diri sendiri maupun institusi, dan berkenan memberikan
komentar. Salam
Comments :
0 komentar to “DEFINISI VISI & MISI PENDIDIKAN”
Posting Komentar