Selasa, 08 Mei 2012

DEFINISI VISI & MISI PENDIDIKAN


DEFINISI VISI & MISI


Definisi tentang ‘Visi dan Misi’ satuan pendidikan, bagaimana cara termudah untuk dimemahaminya?. Definisi visi adalah gambaran mental. Memang bisa ditulis, tapi pertama kali visi itu adalah gambaran mental tentang sesuatu yang akan dicapai dimasa depan. Jadi, visi itu bisa dianggap panjang sekali.
Misalnya saja bahwa pada tingkat tertinggi karier, ”Saya akan menjadi…” Itu visi, jauh ke depan. tetapi ‘visi’ bisa juga sederhana, seperti gambar sekolah dari teman-teman yang sekarang sedang mengendarai mobil, gambar kantor sekolah mereka dikepala mereka ketika mereka sedang setir mobil, itu juga visi. Karena kalau mereka tahu gambar lain dikepala mereka maka mereka tidak sampai di kantor pagi ini? Nah, itu ‘visi’.
Sedangkan ‘Misi’ adalah alasan mengapa dan apa yang ingin mencapai visi itu. Istilah visi-misi seringkali malah terbalik–balik, sebenarnya pembedanya yang jelas di mana definisinya sudah jelas, tapi bagaimana operasionalisasinya?.  Ada yang mencampur adukkan, visi mengandung misi. Sebetulnya ‘visi’ itu kata benda, ‘misi’ itu kata kerja. Misalnya saja,”Saya ingin kaya.” Visinya jelas: ‘kaya’. Ketika ditanya,”Untuk apa Anda kaya?” Jawaban dari pertanyaan ini, itulah ‘misi’. Mau menyejahterahkan keluarga saya, itu misi. Misalnya ada jawaban yang berbeda untuk pertanyaan tersebut, “Untuk apa Anda kaya ?” Jawabannya,”Saya ingin foya-foya”. Sah saja. Dari dua contoh sederhana ini berarti: ada orang yang ingin kaya untuk menyejahterahkan keluarga, ada yang ingin foya-foya. Kalau begitu kualitas atau nilai dari sebuah visi itu ditentukan oleh misinya, mengapa dia ingin mencapai itu.
Rata–rata setiap individu memiliki visi dan misi, tapi belum terkomunikasikan. Para pemiliknya sudah punya gambaran apa yang mereka capai tetapi karena tidak dikomunikasikan, jalannya proses pembelajaran terhadap peserta didik, kepala sekolah, dan dewan guru maupun staff sekolah tidak sama. Karena pimpinan satuan pendidikan melihat bahwa mereka akan menjadikan satuan pendidikan yang sangat dihormati di masyarakat, kepala sekolahnya melihat, hanya mementingkan dirinya sendiri, sementara anak buahnya melihat bahwa mereka bekerja ini untuk mencari nafkah saja. Nah, itu berarti tidak ada komunikasi yang baik antara para pemimpin dan anak buahnya mengenai mau ke mana satuan pendidikan ini dibawa pergi kemana.
Seberapa penting ‘visi dan misi’ harus dikomunikasikan? kalau memang para pimpinan satuan pendidikan sudah tahu apakah bawahan terendah pun perlu tahu tentang visi dan misi dari satuan pendidikan yang dipimpinnya?
Berdasarkan pengalaman dilapangan atau kejadian nyata, bahkan tidak semua pimpinan satuan pendidikan tahu,  karena mengkomunikasikan visi itu membutuhkan satu kejelasan dari pimpinan. Ke-dua, membedakan bagian mana dari visi-visi itu yang mau dikomunikasikan mana yang tidak, itu tergolong sulit. Kemudian ketiga, bahwa visinya itu harus memotivasi. Kalau hanya penting untuk para pemilik tidak penting untuk karyawan, ya tidak bersama-sama mereka bersemangat pergi kesana. Yang ke-empat adalah kemampuan sekaligus pengetahuan para pimpinan satuan pendidikan untuk mengkomunikasikan dengan baik, yaitu jelas dan menyemangati.
Banyak orang dibidang pendidikan agak sedikit confuse dengan penjelasan antara misi dan visi, kadang-kadang rancu, mana yang lahir dulu, apakah visi ataukah misi?. Pertanyaan ke-dua, antara visi dan misi, itu lahirnya apakah sebelum satuan pendidikan itu lahir atau satuan pendidikan itu lahir dulu, atau berbarengan, atau bagaimana? Yang ke-tiga, di dalam mentukan kata-kata misi atau visi, apakah ada aturannya membuat slogan atau visi dan misi itu. Implementasinya harus disebarluaskan misalnya pada ‘high level’ sampai ‘bottom level’.
Berdasarkan penjelasan diatas visi itu kata benda, misi itu kata kerja. Visi itu gambar mental tentang sesuatu yang akan dicapai dimasa depan. Sedangkan misi itu alasan mengapa ingin mencapai visi itu. Jadi kalau dilihat dari definisinya, visi lahir lebih dulu. Pertanyaan “Saya ingin jadi apa ?”, itu muncul lebih dulu, lalu “Untuk apa ?” Tetapi kalau dalam satu keluarga besar satuan pendidikan moralnya baik, sejak awal yang tertanam misi dulu. Jika kepala sekolah selalu menanamkan kasih sayang, penuh pengertian akan keterbatasan SDM para Guru, dan staff lalu menyisihkan sebagian waktunya untuk mereka lain dan mendahulukan kepentingan orang banyak daripada diri sendiri, sejak awal maka yang terbentuk adalah misi.
Pertanyaannya bukan lagi sesederhana,”Mau jadi apa?” tetapi “Mengapa saya yang memimpin?” lalu visinya adalah ‘mewujudkan tujuan satuan pendidikan yang dipimpinnya’, atau ‘menjadi seorang yang berguna bagi seluruh warga sekolah. Bisa saja visi atau misi itu belum ada ketika satuan pendidikan akan didirikan. Karena pendirinya, pemiliknya hanya berpikir untuk kepentingan tertentu. Ternyata keberhasilan itu demikian hebatnya, maka suatu hari ia akan berkata,”Saya tidak hanya cari uang, tidak hanya cari makan dengan usaha ini” Lalu dia mulai berpikir tentang misi dan visi satuan pendidikannya.
Visi dan misi bisa saja dibuat sebelum satuan pendidikan didirikan, setelah berdiri, dorongan angin, atau iklim usaha yang berubah sehingga mereka melihat perlunya visi dan misi lain. Sementara sosialisasi,  pemerataan visi dan misi ini harus total dari atas sampai ke bawah.  Jadi bisa berubah visi dan misi pada satuan pendidikan.
Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan-perubahan itu adalah Ketertarikan. Perhatikan saja anak kecil, yang laki-laki ketika ditanya mau jadi apa, karena orang gagah pertama kali yang dilihatnya adalah satpam, dia bilang ingin jadi satpam. Ada polisi lebih gagah dia bilang polisi, setelah lihat iklan, oh mau jadi pilot. Ketertarikan itu selalu ada dan manusia  rentan terhadap hal-hal menarik. Visi dan misi juga bisa berubah karena tekanan, karena kebutuhan, karena pengaruh lingkungan. Itu mempengaruhi terbentuknya atau menguatnya visi dan misi dalam pribadi. Kalau itu terjadi pada pemimpin satuan pendidikan, itu otomatis mempengaruhi satuan pendidikannya.
Lingkungan juga merupakan faktor yang bisa mengubah visi dan misi tentang sesuatu. Apakah termasuk juga sistem pemerintahan suatu negara, misalnya China dengan sistem negara komunismenya. di China sebagian besar satuan pendidikan adalah ‘state own’ atau ‘state operated’, dimiliki oleh pemerintah dan dilaksanakan oleh pemerintah. Jadi kadang-kadang sebuah pabrik itu memproduksi terus bukan karena produknya itu dibutuhkan oleh pasar tapi karena pemerintah membutuhkan lahan untuk memperkerjakan orang. Lha, kalau mereka nganggur, mereka melihat pemerintah tidak baik sistem manajemennya. Karena itu  mereka diperkerjakan. Makanya kemudian barang-barang buatan Cina jadi murah sekali. Bukan karena tujuan bisnis, tetapi lebih pada tujuan politik.
Melihat pergeseran sistem politik negara, apakah nanti akan terjadi perubahan drastis pada visi dan misi satuan pendidikan, perubahan tahun menjadi tahun 2003 dengan terbitnya Undang-undang Sisdiknas, secara fisik tidak terasa karena sifatnya yang abstrak tapi suasana hati dari para pimpinan bidang pendidikan tidak bisa dianggap enteng. Karena setiap orang merasa ada yang baru dan harus melakukan sesuatu yang baru.
Apabila lingkungan pendidikan itu sudah begitu berubah maka harus menjadi bagian dari perasaan itu. Jadi inovasi terus-menerus. Penerapan standart manajemen yang baik, sistem pengelolaan sistem pendidikan yang baik, suatu syarat untuk masuk kelingkungan pendidikan yang semakin sadar tentang keharusan berhasil.
Visi dan misi, itu masih bersifat kualitatif merupakan sesuatu yang sulit diukur, karena merupakan bentuk angan-angan pertanyaan kemudian timbul yaitu bagaimana merubah sebuah angan-angan tadi, visi tadi bersama seobyektif-obyektifnya sehingga bisa mengukur keberhasilan yang hendak dicapai. Apabila ingin memiliki, orang kaya dalam tempo 5 tahun tapi kaya seperti apa. Sehingga menerjemahkan visi  dan yang bisa diukur itu sebagaimana hasil yang hendak dicapai. Memang betul itu masih bersifat kualitatif, masih angan-angan. Sebetulnya nama sederhananya visi itu, ya angan-angan, orang Jawa bilang angen-angen.
Permasalahannya bagaimana membuat itu menjadi kenyataan? memang ada steps-nya. Visi yang jauh itu dipecah menjadi tujuan-tujuan jangka panjang. Kalau tujuan jangka panjangnya disebutkan. Setelah itu buat tujuan-tujuan jangka menengah, lima tahun, misalnya. Tidak terlalu panjang.nah, ‘midterm objektif’ atau tujuan lima tahun ini adalah saya ‘akan punya’, ‘akan jadi’ dan ‘akan bisa’. Tiga, ya, tujuannya ? Punya, jadi dan bisa. Itu akan dicapai dalam lima tahun. Lima tahun ini dipecah-pecah lagi menjadi tahun-tahun anggaran. Tahun pertama melaksanakannya disebut anggaran atau  budget. Berarti anggaran disusun sebagai langkah naik menuju visi. Kalau kebetulan menemukan ada satuan pendidikan yang tidak punya visi tapi punya anggaran, itu lucu. Mau ke mana sebenarnya anggaran itu dibuat?. Setelah punya anggaran, maka akan punya rencana kerja selama 12 bulan, 12 bulan itu dipecah dalam bulanan dan berarti ada 4 minggu, berarti ada 7 hari dalam seminggu tapi setiap hari itu merupakan langkah untuk menuju visi. Itu sebabnya visi itu demikian penting bagi satuan pendidikan. Strategi-strategi disusun sesuai target fungsi, dan sistem. Taktiknya, penerapan per harinya itu misalnya saja, saya tidak katakan A kepada anak buah, tapi B, itu taktiknya. Kalau itu diikuti akan menjadi nyawa dari aktivitas setiap hari.
Visi dan misi yang terbentuk disebuah satuan pendidikan, baik disadari atau tidak disadari pasti secara real terbentuk, karena apapun yang terjadi baik atau buruk berdasarkan standar yang telah ditetapkan oleh pemangku jabatan tersebut. Bahasa lain visi adalah harapan yang hendak dicapai dan misi adalah cara memperoleh hasil yang hendak dicapai. Demikian sekelumit wacana mengenai suatu visi dan misi yang bisa saya tulis berdasarkan bacaan konsultasi para audien Mario Teguh Pakar Motivator Indonesia. Kiranya pembaca budiman bisa mengambil hikmah dan manfaat dalam menilai suatu keadaan yang terjadi baik pada diri sendiri maupun institusi, dan berkenan memberikan komentar. Salam

Comments :

0 komentar to “DEFINISI VISI & MISI PENDIDIKAN”


Posting Komentar